Kamis, 01 Januari 2009

Jangan Mengandalkan Mata

"Yang benar, belum tentu baik. Sesuatu yang bagus, belum tentu berharga. Sesuatu yang berharga/berguna, belum tentu bagus." (Anonim)



Dalam Kehidupan, kita sering menjadikan mata sebagai ukuran segala-galanya. Kita menyana, alat indra bernama mata (eyes) itu, mampu membimbing kita mencapai, ketepatan, dan sebagainya. Tetapi, kita tidak sadar bahwa "alat ukur" yang bernama mata itu sering keliru.

Cukup mudah untuk menemukan kekeliruan inderawi itu. Misalnya, kita sering menganggap gunung di kejauhan berwarna biru, itu kata mata. Tetapi, mari kita dekati gunung yang kita anggap biru itu. Apa benar berwarna biru? Oh, ternyata tidak! Nyatanya, warnanya sangat kompleks: ada warna hijau dedaunan, putih bebatuan, merah buah-buahan yang masak dan sebagainya. Saya tidak ingin menjelaskan secara mendetail penyebabnya. Yang saya tau, ketika kemampuan mata sudah tidak menjangkau, maka ia menggeneralisir sebagai sebuah warna biru.


Maka, menggunakan mata sebagai ukuran sungguh sangat keliru. Benar mata menjadi pemandu kita mengenyami keindahan dunia, tetapi keliru jika ia dijadikan ukuran. Seyogyanya, kita dituntut arif jika melihat berbagai fenomena di mayapada ini. Kita dianjurkan untuk melihat dengan hati, berdasarkan permenungan dan penelitian yang mendalam, sehingga haslnya tidak mengecewakan. Bukankah sayang jika hidup yang sebentar ini, diisi dengan kesia-siaan? Bersambung

1 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus

Merefleksi Solusi (Masalah) dalam Pendidikan

Judul Buku               : Malpraktik Pendidikan Penulis Buku            : Agus Wibowo  Penerbit                     : GENTA PRES...